Sekadar pencerahan, semoga setiap daripada kita memahami adakah bahasa Arab itu bahasa syurga.
Memandangkan terdapat satu soalan yang diajukan kepada ana, di sini ana kongsikan artikel luar tanpa diadaptasi.Benar apa yang sdr mukminin dengar itu bahawa tidak ada nas dari Al-Quran dan hadith Nabi saw mengenai bahasa yang digunakan di hari Kiamat atau pun di syurga. Cuma terdapat didalam satu riwayat hadith yg dhaif (lemah) dari Al-Tabarani didalam Al-Kabir Al-Ausath :-
أحبوا العرب لثلاث لأني عربي والقرآن عربي وكلام أهل الجنة عربي
“Mereka menyukai bangsa Arab kerana tiga perkara, kerana sesungguhnya aku seorang Arab, Al-Quran didalam b.Arab dan perbicaraan ahli syurga didalam b.arab”
Al-Tabarani juga telah meriwayatkan hadith dari Abu Hurairah bahawa :-
أنا عربي والقرآن عربي وكلام أهل الجنة عربي
“Aku seorang Arab, Al-Quran berbahasa Arab dan perbicaraan Ahli Syurga ialah b.Arab”
Al-Haithimi mengatakan bahawa hadith ini lebih da’if dari hadith Ibn Abbas. Kesimpulannya Hadith-hadith yang membicarakan mengenai bahasa di hari Kiamat dan di Syurga merupakan hadith-hadith yang lemah yang tidak boleh dijadikan dalil. wallahu’alam
Sumber : Soal jawabBahasa Arab, Bahasa Akhirat, Bahasa penghuni sorga?
Memang Bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupannya sehari adalah Bahasa Arab, karena beliau adalah orang Arab. Dalam menyampaikan hadits dan menceritakan kisah-kisah orang terdahulu dan peristiwa yang akan datang di kemudian hari, beliau mengungkapkannya dengan Bahasa Arab.
Kemudian, apakah Bahasa Arab itu adalah Bahasa yang digunakan di akhirat? Memang ada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi :
"Cintailah orang Arab karena tiga hal; Karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an itu berbahasa Arab dan ucapan penduduk sorga adalah Bahasa Arab”. (HR. Hakim, Thabarani dan Baihaqi)
Kalau hadits ini bisa dijadikan sandaran, maka benar adanya bahwa bahasa yang akan digunakan di sorga nanti adalah Bahasa Arab. Namun banyak para Ahli Hadits yang menilai hadits ini dha’if bahkan sampai ke tingkat hadits Maudhu’ (palsu) karena ada perawi hadits ini yang dianggap lemah dan bahkan pembohong.
Imam Dzahabi menyebutkan dalam ringkasan kitab al-Mustadrak : Saya kira hadits ini lemah”. Ibnu Al-Jauzi menyebutkan hadits ini dalam kita al-Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu)
Namun demikian Bahasa Arab adalah Bahasa termulia karena dia adalah Bahasa Al-Qur’anul Karim, Bahasa yang digunakan untuk kitab termulia.
Sumber : Membuka jendela, memanah rembulan
Ana mengalu-alukan sebarang respon.Ahlan bikum..
0 respon:
Catat Ulasan